Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sepakbola Sebagai Pesan Anti Rasialisme

Anti rasisme sepak-bola

Olahraga dapat menciptakan harapan saat keputusasaan mendera –demikian kata-kata yang keluar dari bibir seorang Nelson Mandela. Ia percaya bahwa nilai-nilai sportivitas, fair-play, dan hiburan dalam olahraga mampu dimanfaatkan untuk merobohkan sekat pemisah kebudayaan bernama rasialisme atau rasisme. Keoptimisan Mandela mengenai peran penting olahraga dalam melawan rasialisme itu merupakan respon dia saat menyaksikan negara yang ia cintai Afrika Selatan, menjadi tuan rumah Piala dunia Sepak bola. Saat itu, seluruh warga-bangsa Afrika Selatan, baik yang memiliki kulit putih maupun kulit hitam tertawa bersama dan bergembira merayakan pagelaran akbar tersebut. Mandela sepertinya terpukau dengan semangat positif dari olahraga yang sanggup menyatukan bangsa-bangsa dunia dari segala warna.

https://coub.com/ahmad-salim

Terpukaunya seorang Mandela tersebut terlihat dalam kalimat indah yang ia ucapkan di depan orang banyak saat ‘Sang Madiba’ memberikan sambutan dalam pesta akbar dunia sepak bola itu. Dia dengan penuh optimism berkata:

“Sport can create hope where once there was only despair. It is more powerful than governments in breaking down racial barriers. It laughs in the face of all types of discrimination.”

https://www.flickr.com/people/ahmad_salim

(Olahraga dapat mencipta harapan di saat keputusasaan menera. Dia (olahraga) lebih kuat daripada pemerintah dalam merobohkan tembok rasialisme. Olahraga sanggup menghadirkan tawa dalam wajah segala tipe diskriminasi).

Kalimat tersebut menegaskan bahwa Mandela mempercayai bahwa olahraga dapat berfungsi menciptakan kualitas kehidupan yang lebih baik. Hal ini terutama dalam rangka merobohkan tembok tebal budaya Rasisme. Peran olahraga ini dianggapnya jauh lebih powerful dibandingkan dengan kekuatan Negara. Ia memiliki mimpi besar agar olahraga menjadi garda depan dalam melawan rasialisme.

https://www.wishlistr.com/ahmad_salim

Sebagai penikmat sepak bola kita seharusnya dapat memahami dengan baik maksud dari Bapak Anti-Rasialisme itu. Sepanjang hidupnya, sebagian besar dihabiskan untuk memerangi politik rasialisme, apartheid. Politik yang membesarkan kelompok ras tertentu dan disertai dengan melakukan penindasan terhadap ras lainnya. Hingga akhir abad ke 20 Mandela merupakan pemimpin garda terdepan dalam memerangi rasialisme. Dirinya tidak hanya ahli dalam mengolah kata namun juga mampu mematerialkan kata-kata itu menjadi tindakan nyata. Ketika ‘Sang Madiba’ sampai pada tampuk kekuasaan bukan dendam kepada kulit putih yang ia bawa. Hal sebaliknya terjadi, Mandela justru memaafkan semua perlakuan buruk politik apartheid di masa lalu serta mengajak seluruh rakyat Afrika Selatan untuk melakukan rekonsiliasi nasional, agar rakyat berkulit putih dan hitam saling bergandengan tangan membangun negara.

https://disqus.com/by/ahmadsalim1/about

Perjalanan hidupnya yang getir saat melihat aksi rasialisme terjadi membuat Mandela tersadar bahwa rasialisme tidak mampu dilawan dengan dendam yang membara, hukuman, maupun dengan sikap rasialisme baru. Rasialisme hanya dapat dilawan dengan pemaafan dan cinta. Oleh karena itu, dari lubuk hatinya yang terdalam, Mandela sangat berbahagia melihat semua orang, segala bangsa, dan lintas warna kulit tertawa besama-sama menikmati pesta akbar sepak bola. Mandela bahagia karena ternyata olahraga terutama sepak bola membawa pesan kemanusiaan yang lebih tinggi daripada sekedar industri dan entertainment. Dalam olahraga itu, Mandela melihat adanya harapan rasialisme memudar di muka bumi.

https://www.twitch.tv/ahmad_salim77/about

Namun, harapan kita, kasus-kasus rasialisme tidak muncul lagi di dunia olahraga seperti, sepak bola. Olahraga harus sanggup mewujudkan mimpi Mandela untuk menjadi garda depan merobohkan rasialisme yang merupakan anak kandung dari nasionalisme-chauvinistik. Saya tutup tulisan ini dengan kata-kata penuh tenaga dari seorang pemimpin kulit hitam Amerika Serikat, Martin Luther King, yang perjuangannya melawan rasialisme tidak kalah dari Sang Madiba. Ia bermimpi :

https://linktr.ee/ahmad_salim_landingpage

“I have a dream that my four little children will one day live in a nation where they will not be judged by the color of their skin, but by the content of their character”.

(Saya bermimpi suatu saat keempat anak saya akan menikmati hidup dalam sebuah bangsa yang tidak menilai seseorang berdasarkan warna kulitnya, tetapi berdasarkan watak-karakternya).